tradisi-menghias-kamar-pengantin-adat-tionghoa-eastmeetsdress-4-StXbPy0

Mengenal Tradisi Menghias Kamar Pengantin dalam Pernikahan Adat Tionghoa

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terkenal kaya akan keberagaman budaya yang tersebar di setiap daerah. Keberagaman budaya ini menciptakan keunikan karena pasalnya setiap daerah memiliki kepercayaan dan adat-istiadat masing-masing. Salah satu keberagaman adat dari setiap budaya dapat terlihat dalam hal menyiapkan acara pernikahan. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam menyiapkan dan menyelenggarakan acara pernikahan. Misalnya saja, adat Jawa yang perlu melakukan acara lamaran, siraman, kerikan, midodareni, hingga ijab kabul sebelum melangsungkan acara pernikahan.

Masyarakat Tionghoa juga memiliki kepercayaan dan adat tersendiri dalam mempersiapkan acara pernikahan. Sebelum hari pernikahan, biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan tradisi menghias kamar pengantin. Tujuannya agar para pengantin dapat diberkahi kehidupan pernikahan yang bahagia dan penuh keintiman. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan dalam melakukan tradisi menghias kamar pengantin:

  • Persiapan Menghias Kamar

Proses menghias kamar pengantin dilakukan oleh pihak pengantin pria di kediaman pengantin pria. Pada umumnya, pengantin pria akan menunjuk saudara perempuan dari pihak pengantin pria yang sudah menikah dan memiliki anak lelaki untuk menghias kamar tersebut. Mengapa demikian? Masyarakat Tionghoa memiliki budaya meneruskan marga melalui anak lelaki. Itulah sebabnya mengapa hal ini dilakukan karena dipercaya pengantin wanita dapat diberkahi keturunan anak lelaki seperti perempuan yang menghias kamar tersebut. 

  • Melompati Ranjang Tidur Pengantin

Sebelum kamar pengantin akan dihias, sejumlah anak kecil berusia 3-5 tahun akan diminta untuk melompati ranjang tidur sang pengantin. Tradisi juga dilakukan dengan harapan agar kedua mempelai lekas diberikan keturunan.

  • Menggunakan Ornamen Khas Tionghoa

Mulai dari sprei, sarung bantal, selimut, dan hiasan yang akan digunakan untuk menghias kamar semuanya harus berwarna merah. Masyarakat keturunan Tionghoa meyakini warna merah merupakan lambang kebahagiaan dan semangat hidup. Selain memasang sprei, di kamar pengantin wanita juga akan dipersiapkan buah-buahan dan perhiasan, serta akan ditempelkan lambang Shuang Xi (double joy) berwarna merah di dinding dan pintu kamar pengantin.

Proses menghias kamar pengantin tidak hanya dilakukan oleh pihak pengantin pria, namun pihak pengantin wanita juga diperbolehkan untuk turut andil dalam memberikan saran tata hias kamar yang benar menurut tradisi leluhur.

  • Membawa Koper ke Kediaman Pengantin Pria

Pihak keluarga mempelai wanita yang akan datang ke kediaman pengantin pria diwajibkan membawa koper berwarna merah sebagai simbol bahwasanya pengantin wanita telah diterima oleh keluarga pengantin pria. Koper yang dibawa biasanya dilapisi uang  sebagai “modal” pengantin wanita agar kelak tidak direndahkan oleh keluarga mertuanya. Uang yang dibawa harus berjumlah genap dan pecahannya harus lengkap, mulai dari pecahan nominal paling kecil hingga yang paling besar. Konon, semakin banyak jumlah uang yang dibawa, semakin tinggi derajat pengantin wanita di mata keluarga pengantin pria.

Selain itu, nantinya koper yang dibawa tersebut juga harus berisikan seluruh kebutuhan pengantin wanita seperti pakaian, kosmetik, dan perhiasan, dan juga buah angco serta biji teratai yang ikut dimasukkan ke dalam koper sebagai simbolis dan juga harapan agar kedua mempelai pengantin dapat cepat mendapatkan momongan.

Share this post