Pernikahan merupakan salah satu momen sacral sekaligus istimewa yang pada umumnya akan dibalut dengan ritual tersendiri dalam perayaannya. Di Indonesia sendiri, masing-masing daerah memiliki tradisini yang berbeda dalam merayakan pernikahan. Bahkan, segala prosesinya akan dimulai sejak lamaran dilakukan, salah satunya adalah dengan sangjit ini.
Persiapan pernikahan ini memang sudah dimulai sejak sang pria melamar secara resmi sang kekasih hatinya, jadi bukan dimulai sebelum resepsi saja.
Nah, berikut ini akan dijelaskan mengenai tradisi pernikahan Tionghoa yang tidak kalah sakral dan meriah, serta merupakan prosesi lanjutan dari lamaran.
Apa itu Sangjit?
Sangjit merupakan prosesi seserahan dalam budaya Tionghoa, dimana sang mempelai prianya datang dengan membawa persembahan kepada pihak mempelai wanitanya. Nah, acara sangjit ini biasanya akan dilakukan setelah proses lamaran dilakukan.
Pada umumnya, proses ini dilakukan diantara 1 bulan hingga 1 minggu sebleum hari H perikahan. Untuk waktu pelaksanaannya sendiri biasanya diadakan di siang hari, antara jam 10 pagi hingga jam 1 siang, dan akan dilanjutkan dengan makan siang setelahnya.
Semua Elemen Serba Merah di Sangjit
Pada hari pelaksanaan Sangjit, sang calon mempelai pria akan mengenakan kemeja berwarna merah atau yang sering disebut dengan cheongsam pria. Sementara untuk calon mempelai wanitanya akan mengenakan dress berwarna merah juga atau yang sering disebut dengan cheongsam.
Tidak hanya itu, riasan wajah, aksesoris, dan pernak pernik pun pada umumnya akan didominasi dengan warna merah atau memang bernuansa warna merah.
Barang Seserahan
Pada acara sangjit, pada umumnya pihak keluarga dari calon mempelai pria harus mempersiapkan barang-barang seserahan sangjit yang berupa 12 nampan. Seserahan ini nantinya akan diberikan kepada pihak keluarga dari calon mempelai wanita.
Nah, barang-barang tersebut diantaranya adalah:
- Kosmetik dan perlengkapan mandi.
- Seperangkat perhiasan untuk sang mempelai wanitanya.
- Pakaian atau kain beserta dengan aksesorisnya untuk sang mempelai wanita. Seserahan ini memiliki arti bahwa keperluan sandang dari si wanitanya akan dipenuhi oleh sang pria.
- Uang susu atau angpao dan uang pesta yang masing-masing akan dimasukkan dalam amplop merah. Pihak mempelai wanita biasanya akan mengambil uang susu dari total keseluruhannya.
- Sementara untuk uang pestanya hanya akan diambil jumlah belakangnya saja, dan sisanya akan dikembalikan. Jika pihak keluarga dari mempelai wanita mengambil semua uang pestanya, itu artinya semua kebutuhan atas pesta pernikahan tersebut akan dibiayai oleh keluarga dari pihak wanitanya.
- Nampan berisi 18 macam buah-buahan.
- Dua pasang lilin merah yang cukup besar dan akan diikat dengan menggunakan pita merah. Hal ini melambangkan symbol perlindungan untuk menghalau semua pengaruh negative. Pada umumnya, lilin yang dipilih memiliki motif naga dan burung hong.
- Sepasang kaki babi yang melambangkan keselamatan. Namun, jika memang tidak ada maka bisa digantikan dengan 8 hingga 12 kaleng dari makanan kaleng, dan 6 hingga 12 kaleng kacang polong.
- Satu nampan besar berisi kue mangkok yang berwarna merah sebanyak 18 potong sebagai lambing kelimpahan dan keberuntungan.
- Satu nampan berisi dua botol minuman arak atau sampanye.
- Satu nampan lagi berisi gabungan antara uang emas yang melambangkan hoki atau keberuntungan, dan dua bundle pita double happiness yang memiliki makna agar kedua calon mempelai bisa terus bahagia sampai tua
- Selain itu, ada juga kaca yang bermakna agar kedua calon mempelai bisa melakukan refleksi pada diri masing-masing, sehingga tidak akan saling menuntut.
- Dan terkahir ada juga kue satu.
Masih sangat banyak yang bisa dibahas dari adat sangjit ini. Semoga sedikit penjelasan diatas bermanfaat untuk menambah wawasan Anda tentang pernikahan khas Tionghoa.
Baca artikel lainnya:
Rekomendasi Menu Mewah Buat Pernikahan, Jangan Lupa Siapkan Budget